MADU: Hal yang Perlu Kamu Ketahui
Madu merupakan pangan yang dihasilkan oleh lebah madu seperti Apis mellifera atau Trigona. Para lebah madu umumnya mengambil gula dari bunga tanaman yang disebut dengan nektar. Maka dari itu, madu memiliki karakter sensori yang unik seperti: kekentalan, cita rasa, warna, dan aroma berdasarkan sumber tanamannya. Contohnya madu dari bunga kapuk randu memiliki rasa yang manis, aroma yang lembut, warna coklat bening, dan tekstur yang tidak terlalu kental. Kemudian, madu dari bunga kopi memiliki rasa yang manis dan sedikit pahit khas kopi, warnanya hitam, beraroma kopi, dan teksturnya lebih kental dibandingkan madu bunga kapuk randu.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman flora. Bisa kita bayangkan, akan ada berapa banyak madu dengan rasa yang beragam. Potensi madu di pasar global sangat diminati terutama bagi negara dengan empat musim. Namun, sayangnya ketertarikan madu pada negara kita sendiri cukup rendah. Penjelasan ini didapat dari data konsumsi madu per kapita dari FAO di tahun 2019 bahwa negara Afrika Tengah lebih banyak mengonsumsi madu, kemudian diikuti oleh negara empat musim lainnya. Kemudian berdasarkan kemampuan produksi madu, benua Asia lebih dominan dibandingkan dengan benua lainnya. Kita, Indonesia, berkontribusi dalam produksi madu di benua Asia.
Sumber gambar: katalog FAO 2019
Tetapi ada fakta unik dari FAO bahwa, negara Italia merupakan negara satu-satunya yang mempunyai 30 varietas madu. Sangat disayangkan apabila kita, Indonesia sebagai negara tropis dengan keragaman flora. tidak memunculkan potensi penghasil madu dengan varietas yang beragam. Saat ini, Indonesia memiliki beberapa varietas madu yang umum kita jumpai yaitu, madu randu, madu kopi, madu durian, madu akasia, madu rambutan, madu cengkeh, dan madu hutan. Sebenarnya masih ada varietas madu lainnya yang mungkin belum muncul ke permukaan dan luput dari perhatian kita.
Contoh madu-madu yang ada di dunia. Gambar dari kiri ke kanan. Madu Manuka (NZ), Madu Bali (ID), Madu Greek (GR), Raw Italian Honey (IT), 100% Raw African Honey (CF).
Maka dari itu, sangat penting untuk kita mengenal dahulu tentang madu sebelum kita memulai untuk melestarikan keanekaragaman madu. Berikut ini ada lima hal yang perlu diketahui tentang madu:
1. Madu memiliki dua jenis berdasarkan sumbernya.
Madu lebah dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu, madu floral (bersumber dari bunga) dan honeydew honey (bersumber dari sekresi serangga penghisap sari tanaman) (Wang & Li 2011). Ciri-ciri madu yang bersumber dari floral ialah mengandung serbuk sari (pollen). Madu floral terbagi lagi menjadi madu uniflora dan multiflora. Madu yang bersumber dari ketiak daun atau bagian dari tanaman, umumnya tidak memiliki pollen atau memiliki pollen, namun jumlahnya tidak sebanyak madu floral.
Gambar pollen (serbuk sari) bunga dari sebelah kiri ke kanan. Bunga Wijen dan Bunga Akasia.
Baca juga artikel ini: Jenis Dan Variasi Madu Lebah
2. Pollen dapat digunakan sebagai penanda geografis dan keaslian sumber madu.
Pollen pada setiap tanaman memiliki bentuk dan ukuran yang unik. Keunikan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keaslian sumber madu yang diklaim. Sebagai contoh ada produk madu yang mengklaim bersumber dari nektar kopi, maka pembuktiannya ialah dengan melakukan pengujian keberadaan pollen kopi pada produk madu tersebut. Namun, jika tidak ada pollen yang muncul, belum tentu bahwa madu itu tidak asli dari tanaman tersebut.
Keuntungan dari pengujian pollen ialah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Contohnya, hasil pengujian pollen bisa menjadi bukti tambahan untuk membantah persepsi bahwa madu kopi yang dijual diberi bahan campuran seperti perisa kopi atau zat tambahan pangan lainnya.
Selain itu, pengujian pollen dilakukan untuk mengumpulkan data geografis asal madu tersebut diproduksi (Wang & Li 2011). Dengan kerjasama antara laboratorium pengujian dan petani madu, kita bisa mengumpulkan bukti geografis madu tersebut. Data geografis madu bisa menambah nilai jual madu apa bila ingin melakukan ekspor madu.
3. Madu memiliki kandungan antioksidan dan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Madu terkenal dengan khasiat yang baik bagi kesehatan. Berdasarkan beberapa artikel penelitian terhadap madu membuktikan bahwa, madu mengandung antioksidan, fenol, dan aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri (Samarghadian et al. 2020). Kandungan antioksidan, fenol pada setiap varietas madu sangatlah beragam dan itu bisa dijadikan sebagai “profil tambahan” pada madu yang dijual (Al-Mamary et al. 2002).
Daya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri penyebab masalah pencernaan sudah banyak diujikan. Umumnya bakteri yang diujikan ialah Escherichia coli dan Salmonella typhi (Fitrianingsih et al. 2014). Tetapi, ada juga penelitian yang menguji daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (bakteri ini umumnya berpengaruh terhadap munculnya jerawat). Hasilnya, mayoritas madu memang memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri tersebut namun, dengan kemampuan yang lemah (Szweda 2017).
4. Madu memiliki “catatan” rasa yang unik.
Rasa unik pada madu dapat diperoleh dari zat organik pada tanaman tersebut. Zat organik yang dimaksud ialah zat yang memberikan rasa, aroma, atau zat lainnya yang baik untuk tubuh seperti antioksidan dan fenolik. Contohnya seperti madu kopi, madu tersebut memiliki aroma dan rasa yang seperti kopi. Meskipun rasanya tidak sekuat kopi, namun madu tersebut memiliki karakter rasa dan aroma kopi.
Meskipun begitu, tetapi tidak semua madu memiliki rasa yang khas seperti contoh tersebut. Hal tersebut bisa terjadi, dimungkinkan karena lebah tersebut menghisap nektar dari bunga lain yang ada di sekitarnya, sehingga mempengaruhi rasa madu tersebut.
5. Madu itu bisa saja TIDAK MURNI.
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan untuk mengonsumsi madu terus bertumbuh dan tentu saja hal ini mendorong para petani madu untuk meningkatkan produksi madunya. Tidak jarang, ada beberapa petani madu yang memberikan makan lebah-lebahnya dengan sirup gula. Hasil akhirnya ialah madu yang tidak murni. Memang produk tersebut dapat dikatakan sebagai madu karena gula tersebut diproses oleh lebah, namun unsur kimia gula yang bersumber dari sirup gula berbeda dengan yang bersumber langsung dari tanaman.
Umumnya perbedaan gula ini dapat terjadi karena perbedaan jenis tanaman antara tanaman berbunga dan berbuah (C3) dan tanaman produsen gula seperti tebu (C4) (Wang & Li 2011). Dalam mendeteksi adanya perbedaan gula C3 dan C4 diperlukan alat dan metode yang tepat, sehingga kita dapat membedakan madu yang murni dan tidak murni.
Jangan lewatkan artikel ini: KEASLIAN vs KEMURNIAN: Manakah yang Penting?
Demikian lima hal yang perlu kita ketahui tentang madu. Apabila pembaca merasa tertarik untuk menguji produk madu yang dimiliki, kami dari Mbrio Food Laboratory siap membantu dalam analisa keaslian, khasiat, dan kemurnian madu. Kami memiliki harga spesial untuk 30 pelanggan pertama. Segera hubungi kami, untuk mendapatkan penawaran harganya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mamary M, Al-Meeri A, Al-Habori M. 2002. Antioxidant activities and total phenolics of different types of honey. Nutrition research. 22(9): 1041-1047. DOI: 10.1016/S0271-5317(02)00406-2.
Fitrianingsih SP, Khairat A, Choesrina R. 2014. Aktivitas antibakteri madu hitam pahit dan madu hitam manis terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. J Far Gal. 1(2): 32-37.
Padovan GJ, Rodrigues LP, Leme IA, De Jong D, Marchini JS. 2007. Presence of C4 sugars in honey samples detected by the carbon isotope ratio measured by IRMS. Eu J An Chemist. 2(3): 134-141.
Samarghandian S, Farkhondeh T, Samini F. 2017. Honey and health: A review of recent clinical research. Pharmacognosymresearch. 9(2): 121-126. DOI: 10.4103/0974-8490.204647.
Szweda, P. 2017. Antimicrobial activity of honey. Honey analysis. 1: 215-232
Wang J, Li QX. 2011. Chemical composition, characterization, and differentiation of honey botanical and geographical origins. Advances in food and nutrition research. 62(1): 89-137. DOI: 10.1016/B978-0-12-385989-1.00003-X.
Comments