top of page

JENIS MADU DAN VARIASI MADU LEBAH


Sleeping Beeuty

Madu dapat dibedakan jenisnya berdasarkan sumber makanan yang diperolehnya dan juga spesies lebahnya. Pada umumnya jenis madu dibedakan berdasarkan sumber bunganya (multiflora/uniflora), sumber makanannya (nektar/embun), dan lebahnya (Apis mellifera dan Trigona). Berdasarkan hal-hal tersebut, setiap madu memiliki karakter yang khas satu sama lainnya. Baik dari segi kandungan nilai kesehatan, rasa, aroma, sifat fisik kimia dari madu, dan sebagainya dapat dibaca pada artikel Madu: Hal yang Perlu Kamu Ketahui. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai jenis dan variasi madu lebah dari sudut pandang ilmiah.

Berdasarkan sumber bunganya, madu dibedakan menjadi madu multiflora dan uniflora. Perbedaan ini dikarenakan oleh perilaku lebah dalam mengumpulkan madu. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti lebah madu yang diternak pada sebuah perkebunan dan lebah madu hutan akan menghasilkan madu dengan jenis yang berbeda. Seperti madu yang diternak pada perkebunan tertentu cenderung menghasilkan madu yang uniflora contohnya madu randu, madu kopi, dsb. Namun, tidak jarang juga madu dalam perkebunan bisa bersifat multiflora jika terdapat banyak sumber tumbuhan yang berbunga. Jika madu hutan, lebih cenderung menghasilkan madu yang multiflora karena adanya keberagaman tumbuhan yang berbunga.

Gambar bunga pohon dari kiri ke kanan. Bunga randu dan bunga kopi.


Madu multiflora dan uniflora dapat ditentukan dengan melakukan pengujian keberadaan polen (serbuk sari) pada madu. Melalui pengujian di laboratorium yang mumpuni, kita dapat melihat keberadaan pollen dan mengidentifikasi sumber bunga dari sampel madu yang diujikan. Setelah melakukan pengujian di laboratorium, kita dapat mengetahui seperti: bentuk, asal bunga, dan mayoritas pollen bunga yang terkadung pada sampel madu. Contohnya seperti pada gambar di bawah ini:

Contoh gambar pollen bunga dari sampel madu dari kiri ke kanan. Pollen bunga akasia dan bunga dari keluarga Asteraceae (Daisy, bunga matahari, Aster).


Dengan demikian kita dapat memberikan klaim terhadap madu yang kita miliki seperti “Madu Asli Akasia” atau “Madu Asli bunga Asteraceae”. Bisa juga kita dapat menjadikan hasil uji keberadaan pollen ini sebagai bukti bahwa madu yang dijual mengandung pollen. Namun, pengujian keberadaan pollen ini sulit dilakukan jika madu yang diujikan bersumber dari bagian lain tumbuhan selain nektar. Contohnya seperti ketiak batang, permukaan daun, atau dari sekresi kutu tanaman (Aphid) yang disebut sebagai madu honey dew (madu embun). Aphid merupakan serangga yang dapat dijumpai pada tanaman. Mereka memperoleh makanan dengan cara menghisap cairan pati pada tanaman dan kemudian mengeluarkan cairan gula yang berlebih di dalam tubuhnya. Cairan gula yang berlebih ini kemudian diambil oleh lebah dan dibawa ke sarang lebah untuk dijadikan madu.



Serangga Aphid

Selanjutnya, madu dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu madu nektar dan madu embun. Madu yang berasal dari nektar memiliki ciri khas ialah adanya kandungan pollen dan jumlahnya cukup banyak. Madu embun memiliki ciri kandungan pollen yang sangat sedikit bahkan tidak ada pollen sama sekali. Pada tanaman musiman tertentu seperti contohnya akasia, randu, dan kopi, ada kalanya madu yang dihasilkan mengandung pollen. Tetapi ada kalanya ketika tidak berbunga, maka lebah akan mengambil madu dari sumber lainya pada tanaman tersebut seperti pada ketiak batang atau dari sekresi Aphid. Sehingga, keberadaan pollennya cukup sulit untuk ditemukan. Meskipun demikian, madu embun tetap bisa dikatakan madu asli selama dapat dipertanggung jawabkan seperti asal tanaman madu itu diperoleh.



Pengujian pollen dapat memberikan keuntungan dari segi pemasaran dan juga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap madu yang akan dikonsumsi. Selain itu, para pengusaha madu dapat menambahkan cerita mengenai produk madunya berdasarkan hasil pollen yang dimilikinya. Seperti contohnya menceritakan tentang sumber tanaman atau lokasi peternakan madunya. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari produk madu tersebut. Mbrio Food Laboratory dapat membantu para pengusaha madu untuk melakukan pengujian keberadaan pollen. Saat ini terdapat penawaran khusus untuk pengujian madu. Segera hubungi kami sekarang juga.


Terakhir, madu dapat dibedakan jenisnya berdasarkan lebah madunya seperti Apis mellifera dan Trigona (lebah klanceng). Setiap lebah madu memiliki karakteristik yang berbeda, seperti kemampuan dalam menghasilkan propolis, kandungan enzim, banyaknya jumlah madu yang dihasilkan, dan sifat fisiko kimia yang berbeda seperti kandungan antioksidan dan fenolik. Berdasarkan faktor ini madu dapat dikategorikan sebagai “Madu Apis mellifera, Madu Apis Dorsata, atau Madu Trigona”.

Gambar lebah madu dari kiri ke kanan. Trigona (klanceng) dan Apis mellifera (Madu ternak).


Madu dari Apis mellifera memiliki kandungan air yang lebih sedikit dibandingkan dengan madu dari Trigona. Kemudian, madu klanceng memiliki pH yang lebih asam dibandingkan dengan madu Apis mellifera. Selain itu, secara nilai kesehatan seperti kandungan antioksidan dan kandungan fenol pada madu klanceng lebih tinggi dibandingkan madu dari Apis mellifera. Maka dari itu secara umum dipasaran madu klanceng ini umum dijual karena memiliki nilai kesehatan yang lebih baik dibandingkan madu Apis mellifera. Harganya cukup mahal karena lebah klanceng hanya memproduksi madu dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan lebah Apis mellifera.


Jadi, madu yang yang biasa kita konsumsi sehari-hari dapat dibedakan jenisnya berdasarkan spesies lebah, banyaknya bunga yang dihinggapnya, sumber gulanya, dan jenis tanaman yang dihinggapinya. Setiap jenis madu memiliki karakter yang khas. Jangan lupa untuk membaca artikel madu lainnya untuk mendapatkan informasi terbaru tentang madu. Ujikan madu Anda bersama kami dan dapatkan penawaran harganya di sini

Comments


Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

Ask

Food Lab

Ask
Certification

bottom of page