Critical Control Points pada Sarang Burung Walet
Dalam bisnis sarang burung walet, memiliki sertifikasi HACCP adalah sebuah milestone yang membuka peluang dagang lebih luas, contohnya ke negara China, Singapura, Hongkong, dan Australia.
Ketika membangun sebuah sistem food safety berbasis HACCP, rupanya terdapat titik kritis yang penting untuk didalami dan diwaspadai. Kemampuan bisnis kita dalam mengendalikan titik kritis inilah yang nantinya akan menjadi penentu apakah produk sarang burung walet kita menjadi aman atau tidak untuk dikonsumsi. Beberapa contoh titik kritis yaitu:
Kotoran pada bahan baku sarang burung walet:bulu unggas, kerikil, debu, lumut,
Kadar nitrit: Kadar nitrit yang tinggi dapat dipengaruhi oleh kotoran burung pada sarang, asam urat, dan oksidasi (paparan oksigen). Mencuci / merendam menjadi tahapan penting sebagai upaya untuk menurunkan kadar nitrit. Menurut BPOM (standar indonesia) maksimal kadar nitrit adalah 80 mg/kg. Namun untuk rekan-rekan yang berencana mendistribusikan produk ke negara lain, aturannya bisa saja berbeda. Contohnya untuk dapat supply ke China, kandungan nitrit adalah <20 mg/kg. Manfaatkan layanan uji laboratorium untuk mengetahui kadar nitrit.
Kontaminasi saat pengerjaan: Pastikan tim produksi mengenakan APD berkualitas dan lengkap untuk mencegah kontaminasi rambut, bulu mata, alis, kuku, benang,
Tentunya, yang tidak kalah penting yaitu memastikan tim QA kita bisa diandalkan dalam melakukan riset persyaratan buyer, SNI, dan referensi lainnya. Agar penentuan proses pengolahan dan titik kritisnya sesuai dengan tujuan distribusi produk akhir.
Comentarios