5 Keuntungan Produsen Madu Menerapkan CPPOB dalam Proses Produksinya
Madu ialah makanan yang memiliki segudang manfaat baik bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, madu sangat diburu oleh konsumen dan fenomena ini dilihat oleh para produsen madu untuk bisa memenuhi kebutuhan para konsumen. Konsumen mengharapkan setiap madu yang mereka konsumsi benar-benar memberikan manfaat untuk kesehatan dan produsen harus memberikan jaminan terbaik untuk menghasilkan madu yang aman.
Madu yang aman pasti tercipta ketika produsen madu menerapkan good manufacturing practices (GMP) yang tepat. Sebelum penjelasan lebih lanjut, kita sebagai produsen dan konsumen harus paham mengenai istilah GMP. GMP adalah sebuah standar atau prosedur yang dilakukan oleh produsen makanan dan minuman untuk menghasilkan produk yang aman sesuai standar keamanan pangan. Kalau di Indonesia, kita mengenalnya sebagai CPPOB (cara produksi pangan olahan yang baik).
Tahapan produksi madu dari tangan produsen menuju konsumen, kurang lebih melalui beberapa tahap berikut ini:
Ekstrasi madu dari sarangnya
Filtrasi (jika ada)
Pengemasan
Distribusi
Tahapan produksi madu bisa dibilang praktis, terutama untuk madu mentah atau biasa disebut dengan “raw honey”. Berbeda halnya jika madu yang diproduksi harus difilter terlebih dahulu atau melewati proses pasteurisasi, maka madu tersebut sudah bukan “raw honey” tetapi madu proses (processed honey). Pada artikel ini, akan dijelaskan keuntungan, serta CPPOB madu yang dapat diterapkan oleh produsen madu.
Madu akan terhindar dari kontaminasi biologi
Produsen madu harus menerapkan personal hygiene (kebersihan pekerja) dengan baik. Tahapannya yaitu, selalu mencuci tangan dengan sabun, menggunakan sarung tangan, menggunakan jaring rambut, dan masker. Jika menggunakan sarung tangan tidak memungkinkan, maka harus selalu mencuci tangannya setiap kali menjamah madu. Selain itu, kebersihan mesin ekstraktor harus diperhatikan. Minimal lakukan pembersihan saat sebelum dan sesudah mesin tersebut digunakan.
Mengapa demikian? Alasannya ialah rambut, kuku tangan, kotoran tangan, dan sisa madu yang tidak dibersihkan merupakan sarang kuman. Jika kuman tersebut tidak sengaja masuk ke dalam madunya, maka madu tersebut sudah tercemar dan membahayakan kesehatan jika dikonesumsi.
Madu akan terhindar dari kontaminasi fisik
Lakukan pengecekan berkala pada mesin ekstraktor dan juga setiap benda atau alat lainnya yang kontak erat dengan produk seperti pisau, centong, kape dan kemasan. Semua alat dan kemasan yang bersentuhan dengan madu tidak boleh berkarat dan tidak boleh ada kerusakan. Jika ada yang rusak maka harus diganti dan jika ada yang berkarat segera ganti dan madu yang terkena karat tersebut tidak diedarkan untuk konsumen karena akan memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Memperpanjang umur simpan madu
Produksi yang bersih dan bebas kontaminasi dapat memperpanjang umur simpan madu. Pada umumnya madu mentah dapat bertahan selama 6 - 1 tahun, namun jika dalam produksinya tidak menerapkan CPPOB bisa dipastikan umur simpan madu tidak akan bertahan lama. Kehadiran kuman dan beda asing lainya di dalam madu dapat mempengaruhi kualitas madu dan hal ini menyebabkan umur simpan madu menjadi pendek. Nutrisi dan manfaat madu akan berkurang dan bahkan tidak ada manfaatnya lagi serta membahayakan kesehatan konsumen. Maka dari itu, produsen madu harus melaksanakan CPPOB dengan baik untuk menjaga umur simpan madu bisa bertahan lebih lama.
Menjaga manfaat, kualitas, dan kepercayaan konsumen
Dengan menerapkan CPPOB, produsen dapat menghasilkan madu yang aman dikonsumsi, kualitas madu terjaga, dan mendapat kepercayaan konsumen. Pada umumnya konsumen akan setia terhadap brand yang sudah terpercaya kualitasnya dan juga yang sudah terjamin aman. Mengikuti prosedur CPPOB memang memberikan kesan yang “merepotkan”, namun kebiasaan mengikuti prosedur CPPOB dalam produksi dapat memberikan jaminan jangka panjang terhadap kualitas produk.
Kebutuhan ekspor ke luar negeri
Jika produsen madu ingin merambah ke pasar internasional, maka penerapan CPPOB ini sangat penting. Kita tidak bisa sembarangan mengirim dan menjual produk di negara orang begitu saja. Kita harus memberikan jaminan keamanan pangan dengan cara menerapkan CPPOB dalam proses produksi madu. Selain itu, setiap produsen madu memerlukan peranan lembaga sertifikasi baik dari swasta atau pemerintah untuk memberikan sertifikat keamanan pangan seperti sertifika GMP atau HACCP. Kedua sertifikat tersebut akan menjadi jaminan bahwa madunya diproduksi dengan standar keamanan pangan.
Menjaga kualitas dan keamanan madu merupakan tanggung jawab bersama baik kepada pemilik usaha atau pun kepada pekerja. Sebagai produsen yang baik, penerapan CPPOB harus dilaksanakan untuk menghasilkan produk yang benar-benar memberikan manfaat. Jika berbicara tentang modal, itu tergantung pada persepsi kita sebagai produsen. Investasi pada sarana personal hygiene bisa dibilang cukup ringan, mudah untuk dilakukan, dan merupakan tahap awal sebelum kepikiran untuk mengeluarkan modal besar saat ingin mengambil sertifikat keamanan pangan dari lembaga sertifikasi. Jadi, tidak ada alasan sebagai produsen untuk tidak menerapkan CPPOB dalam memproduksi madu.
Kemudian, sebagai konsumen yang pintar, kita tidak boleh asal membeli produk madu begitu saja. Jika kita sebagai konsumen berorientasi membeli madu untuk mendapatkan manfaatnya maka bisa baca artikel berikut ini Waspada Madu Oplosan Selain itu, apakah kamu sudah mengetahui tentang khasiat dan manfaat madu? Bisa dibaca selengkapnya pada artikel ini Madu Super yang Super !
Menerapkan CPPOB memanglah memberikan kesan merepotkan, namun penerapannya harus dilaksanakan supaya menghasilkan madu yang aman dan memberi manfaat. Penerapannya sangat mudah dan bisa dimulai dari personal hygiene. CPPOB juga merupakan syarat jika ingin mengekspansi pasar melalui jalur ekspor. Jika kamu, produsen madu, ingin mendapatkan informasi seputar sertifikasi keamanan pangan seperti GMP atau HACCP, kami menyediakan layanan sertifikasi keamanan pangan dan silakan menghubungi kami dengan cara klik di sini.
コメント