Terbukti ! Cacing Parasit dalam Ikan Kaleng
Pada akhir bulan Maret 2018, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan munculnya pemberitaan terkait dengan ditemukannya cacing dalam ikan makarel kemasan kaleng. BPOM RI sebagai otoritas pemerintah yang berwenang menangani hal ini, telah mengeluarkan penjelasan bahwa dari hasil pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan, ditemukan cacing dalam kondisi mati pada produk ikan makarel saus tomat dalam kaleng ukuran 425 g dari produk merk Farmerjack, IO dan HOKI.
Nematoda atau cacing yang ditemukan pada produk seafood ini memiliki siklus hidup yang cukup kompleks. Hal ini disebabkan dalam perkembangannya, cacing ini memiliki beberapa tahapan dan beberapa inang. Diawali dengan telur yang dilepaskan cacing dewasa melalui feses mamalia laut yang bertindak sebagai inang. Telur tersebut tenggelam dan menetas menjadi larva sebagai tahap dua. Perkembangan larva tersebut bergantung pada hewan laut lainnya sebagai inang. Larve infektif di dalam air dapat termakan oleh ikan atau cumi sebagai inang selanjutnya.
Apabila manusia mengonsumsi ikan atau cumi yang terinfeksi oleh cacing ini, maka dapat menyebabkan menyebabkan peradangan di esofagus, lambung atau usus. Penyakit ini disebut dengan Anisakiasis, karena umumnya disebabkan oleh jenis cacing Anisakis simplex atau Pseudoterranova decipiens. Gejala awal dari penyakit ini yaitu efek kesemutan setelah atau saat makan ikan/cumi, batuk dan muntah. Kemudian berlanjut pada nyeri perut, demam, diare, darah dan lendir dalam feses.
Awalnya penyakit anisakis ini banyak ditemukan di daerah yang sering memakan ikan mentah seperti Jepang. Namun dengan berjalannya waktu, kasus ini semakin banyak ditemukan seperti di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan dan beberapa area di dunia. Hal ini disebabkan karena memakan produk ikan atau cumi dalam keadaan mentah atau setengah matang (undercooked).
Larva cacing anisakid ini ditemukan pada bagian daging beberapa ikan komersial seperti ikan salmon, ikan cod, ikan haring, makarel serta cumi-cumi. Jika dimakan mentah atau setengah matang, filet segar yang mengandung larva cacing ini berbahaya bagi kesehatan. US FDA (Food and Drug Administration) merekomendasikan untuk memasak seafood dengan suhu internal setidaknya mencapai 63⁰C atau menyimpan dibawah suhu -20⁰C selama tujuh hari untuk membunuh parasit.
Referensi :
BPOM. Penjelasan BPOM RI Tentang Temuan Cacing pada Produk Ikan Kaleng. http://www.pom.go.id. Dipublikasikan pada 22 Maret 2018.
Buchmann K, Mehrdana F. 2016. Effects of anisakid nematodes Anisakis simplex, Pseudoterranoca decipiens and Contracaecum osculatum on Fish and consumer health. Food and Waterborne Parasitology 4 (2016) 13-22.
Division of Parasitic Diseases, CDC Central for Disease Control and Prevention. Anisakiasis FAQs. www.cdc.gov. Published November 21, 2012.
Dixon BR. 2006. Isolation And Identification of Anisakid Roundworm Larvae In Fish. Bureau of Microbial Hazards, Food Directorate(Health Canada's). : http://www.hc-sc.gc.ca/fn-an/res-rech/analy-meth/microbio/index_e.html.